Hati-Hati, Ini Gaya Pengasuhan yang Sebabkan Ikatan Anak dan Orangtua Merenggang

1 week ago 15

Fimela.com, Jakarta Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa beberapa anak memiliki ikatan yang kuat dan aman dengan orangtua mereka, sementara yang lain tampak lebih cemas atau menghindari kedekatan? Ternyata, gaya pengasuhan berperan besar dalam membentuk keterikatan anak. Artikel ini akan mengungkap gaya pengasuhan yang menyebabkan keterikatan tidak aman pada anak, mulai dari gaya otoriter hingga pengabaian, serta faktor-faktor lain yang turut berkontribusi.

Apa yang menyebabkan ikatan jadi tidak aman? Siapa yang paling terdampak? Cukup kompleks, tetapi inti masalahnya terletak pada kurangnya kepekaan dan responsivitas orangtua terhadap kebutuhan anak. Baik gaya pengasuhan otoriter maupun pengabaian sama-sama dapat menciptakan rasa tidak aman dan ketidakpastian pada anak.

Dilansir dari berbagai sumber, kita akan bahas lebih dalam bagaimana kedua gaya pengasuhan ekstrim ini, serta faktor lain, membentuk pola keterikatan anak yang tidak sehat. Pahami penyebabnya agar kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang bagi buah hati.

Gaya Pengasuhan Otoriter: Benih Kecemasan

Orangtua otoriter seringkali menerapkan aturan yang kaku tanpa memberikan ruang bagi anak untuk bereksplorasi dan mengekspresikan diri. Kurangnya kehangatan emosional membuat anak merasa takut dan tidak aman untuk mengungkapkan kebutuhannya. Akibatnya, mereka mungkin mengembangkan keterikatan yang cemas atau ambivalen.

Mereka sangat bergantung pada orangtua, tetapi juga menunjukkan kemarahan atau perlawanan. Bayangkan, Sahabat Fimela, seorang anak yang selalu takut dimarahi jika melakukan kesalahan, meskipun kesalahan itu kecil. Kondisi ini bisa menciptakan rasa takut yang mendalam dan mempengaruhi perkembangan emosi anak.

Sikap kaku orangtua otoriter menciptakan lingkungan yang represif. Anak-anak di sini sulit mengekspresikan diri secara bebas, karena takut akan konsekuensi negatif. Ini dapat berdampak pada kepercayaan diri dan kemampuan mereka untuk membentuk hubungan yang sehat di masa depan.

Pengabaian: Luka yang Tak Terlihat

Pengabaian emosional dan fisik sama bahayanya. Orangtua yang mengabaikan kurang terlibat dalam kehidupan anak, baik secara emosional maupun fisik. Mereka tidak responsif terhadap kebutuhan anak, membuat anak merasa sendirian dan tidak berarti.

Anak-anak yang mengalami pengabaian mungkin mengembangkan keterikatan yang menghindar (avoidant). Mereka menekan kebutuhan akan kedekatan dan menghindari kontak emosional. Mereka mungkin tampak mandiri dan tidak membutuhkan orang lain, tetapi sebenarnya menyimpan rasa takut akan penolakan.

Luka batin akibat pengabaian ini bisa sangat dalam dan sulit disembuhkan. Anak-anak ini mungkin kesulitan membentuk hubungan yang dekat dan intim di masa depan, karena mereka tidak pernah merasakan rasa aman dan kasih sayang yang cukup dari orangtua.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Keterikatan

Penting untuk diingat bahwa keterikatan anak bukanlah ditentukan oleh satu faktor tunggal, melainkan interaksi kompleks antara berbagai faktor genetik, lingkungan, dan pengalaman anak. Meskipun gaya pengasuhan memainkan peran penting, faktor-faktor lain juga perlu dipertimbangkan.

  • Ketidakkonsistenan: Ketidakkonsistenan dalam memberikan respon terhadap kebutuhan anak juga dapat menyebabkan keterikatan yang tidak aman. Anak akan kesulitan memprediksi perilaku orangtua dan mengembangkan rasa tidak aman.
  • Trauma dan Pelecehan: Trauma atau pelecehan anak merupakan faktor utama yang menyebabkan keterikatan yang tidak aman, khususnya keterikatan yang terdisorganisasi. Orangtua atau pengasuh menjadi sumber rasa takut dan bahaya.
  • Depresi atau Masalah Kesehatan Mental Orang Tua: Orangtua yang mengalami depresi atau masalah kesehatan mental lainnya mungkin kesulitan memberikan perhatian dan dukungan yang dibutuhkan anak.

Menciptakan ikatan yang aman dan sehat dengan anak merupakan tanggung jawab orangtua. Dengan memahami faktor-faktor yang dapat menyebabkan keterikatan yang tidak aman, kita dapat berupaya menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang dan mendukung perkembangan emosi anak secara optimal. Ingat, setiap anak unik dan membutuhkan pendekatan yang berbeda, tetapi kasih sayang dan perhatian tetap menjadi kunci utama.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Adinda Tri Wardhani

    Author

    Adinda Tri Wardhani
 pexels.com/Emma Bauso)

ParentingMengulik Kepribadian Anak di Balik Urutan Kelahiran, Butuh Gaya Parenting yang Berbeda

Alfred Adler ungkapkan rahasia kepribadian anak berdasarkan urutan kelahiran: sulung, tengah, bungsu, dan tunggal, serta gaya pengasuhan yang tepat.

 Thiago Cerqueira on Unsplash

ParentingRahasia Harmonis Keluarga: Topik yang Tak Boleh Dibahas di Hadapan Anak

Psikolog ungkap 10 topik yang sebaiknya dihindari di depan anak agar terhindar dari kecemasan dan tumbuh bahagia.

 Unsplash.com/Caleb Woods)

ParentingPenyebab Anak Tidak Menurut pada Orangtua, Cari Tahu Solusinya

Sahabat Fimela, yuk cari tahu berbagai faktor yang menyebabkan anak tidak nurut dan solusi tepatnya untuk membangun komunikasi yang lebih baik!

 Unsplash/Tim Mossholder)

ParentingRahasia Ibu Hebat Agar Si Kecil Nurut Tanpa Paksaan

Sahabat Fimela, temukan cara efektif mendidik anak agar patuh tanpa kekerasan, bangun komunikasi positif dan hubungan penuh kasih sayang!

 Unsplash.com/Bruno Nascimento).

ParentingCara Cerdas Agar Si Kecil Lebih Patuh Tanpa Paksaan

Sahabat Fimela, temukan 7 strategi jitu agar anak lebih patuh tanpa paksaan, bangun komunikasi efektif dan hubungan harmonis!

Read Entire Article
Parenting |