Cara Jitu Memahami Anak yang Picky Eater dan Membuat Waktu Makan Jadi Lebih Mudah

1 day ago 6

ringkasan

  • Anak pilih-pilih makanan adalah fase perkembangan normal yang sering terjadi antara usia dua hingga enam tahun sebagai bentuk kemandirian dan eksplorasi preferensi.
  • Melibatkan anak dalam persiapan makanan, menawarkan pilihan, memperkenalkan makanan baru secara bertahap, dan menciptakan lingkungan makan positif adalah strategi efektif untuk mengatasi perilaku picky eater.
  • Bantuan profesional diperlukan jika perilaku pilih-pilih makanan sangat parah, menyebabkan kecemasan, tantrum, atau berdampak signifikan pada pertumbuhan dan kesehatan anak.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, apakah Anda memiliki anak yang sangat pemilih soal makanan? Perilaku ini seringkali membuat waktu makan menjadi momen yang penuh tantangan. Namun, memahami akar penyebab di balik kebiasaan anak yang pilih-pilih makanan adalah kunci utama untuk menciptakan suasana makan yang lebih harmonis dan efektif.

Dilansir dari berbagai sumber, anak-anak yang pilih-pilih makanan, atau sering disebut picky eater, umumnya menunjukkan perilaku ini sebagai bagian normal dari perkembangan mereka. Fenomena ini sangat lazim terjadi terutama pada rentang usia dua hingga enam tahun, di mana mereka mulai belajar untuk menegaskan kemandiriannya.

Dengan pendekatan yang tepat, orangtua dapat mengubah dinamika waktu makan dari pertarungan menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi seluruh keluarga. Mari kita selami lebih dalam mengapa si kecil bisa menjadi picky eater dan bagaimana strategi yang efektif dapat membantu Anda menghadapi fase ini.

Mengapa Si Kecil Pilih-Pilih Makanan? Mengenali Akar Perilaku

Perilaku pilih-pilih makanan pada anak bukanlah sekadar kenakalan, melainkan seringkali berakar pada berbagai faktor perkembangan dan psikologis. Salah satu alasan utamanya adalah fase perkembangan normal, di mana pertumbuhan anak melambat setelah masa bayi, sehingga nafsu makan mereka pun cenderung menurun. Pada usia balita, anak juga mulai mengembangkan preferensi makanan dan belajar mengatakan 'tidak' sebagai bentuk otonomi, bukan semata-mata karena rasa.

Selain itu, sensitivitas sensorik juga berperan penting. Beberapa anak sangat peka terhadap tekstur, bau, atau suhu makanan tertentu. Makanan yang menggumpal atau lembek bisa terasa sangat tidak menyenangkan bagi mereka, bahkan ada yang mencium dan merasakan rasa lebih intens dari orang lain. Hal ini membuat banyak makanan terasa tidak menarik bagi mereka.

Faktor lain adalah neofobia makanan, yaitu keengganan untuk mencoba makanan baru. Ini adalah naluri perlindungan yang tertanam dalam evolusi manusia, membantu manusia purba menghindari zat berbahaya. Kecemasan atau keinginan untuk mengontrol juga dapat memicu perilaku pilih-pilih makan, terutama jika ada perubahan dalam lingkungan anak seperti kehadiran adik baru atau pindah sekolah. Perilaku orang tua yang mencontohkan keengganan terhadap makanan tertentu juga bisa ditiru oleh anak. Terakhir, faktor genetik dan pengalaman masa lalu, seperti insiden tersedak, dapat membentuk pola makan selektif anak selama bertahun-tahun.

Strategi Jitu untuk Waktu Makan yang Lebih Menyenangkan

Untuk membuat waktu makan lebih mudah, Sahabat Fimela bisa mencoba berbagai strategi. Melibatkan anak dalam proses persiapan makanan adalah salah satu cara terbaik. Anak cenderung lebih mau mencicipi hidangan jika mereka ikut merencanakan atau menyiapkannya. Biarkan mereka memilih sayuran di supermarket atau membantu tugas yang sesuai usia, seperti mengaduk atau mengukur bahan. Memberikan pilihan dan kontrol, misalnya dengan menawarkan dua atau tiga opsi makanan, juga dapat mengurangi penolakan.

Perkenalkan makanan baru secara bertahap dan berulang. Pasangkan makanan baru dengan favorit mereka agar tidak terlalu mengintimidasi. Ingat, anak mungkin perlu mencoba makanan hingga delapan sampai sepuluh kali sebelum mereka menyukainya. Jadi, teruslah menyajikannya tanpa paksaan. Penting juga untuk menciptakan lingkungan waktu makan yang positif dan tanpa tekanan. Hindari memaksa atau menjadikan waktu makan sebagai medan pertempuran. Buat suasana santai dan menyenangkan, fokus pada percakapan ringan, dan biarkan anak memutuskan seberapa banyak mereka ingin makan.

Jadwalkan waktu makan dan camilan secara teratur untuk membantu anak mengembangkan pola makan yang terstruktur. Sajikan satu makanan untuk seluruh keluarga, hindari menjadi 'koki pesanan' yang menyiapkan hidangan berbeda. Pastikan ada setidaknya satu makanan yang disukai anak di setiap hidangan. Jadikan makanan menarik dan menyenangkan dengan menyajikan dalam bentuk kreatif atau membuat wajah lucu dengan makanan di piring. Terakhir, jadilah teladan yang baik dengan menunjukkan hubungan positif dengan makanan, dan hindari sogokan atau hadiah karena ini dapat membuat makanan yang seharusnya dicoba terasa seperti tugas yang tidak menyenangkan.

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional untuk Picky Eater?

Meskipun perilaku pilih-pilih makanan seringkali merupakan fase normal, ada kalanya orang tua perlu mencari bantuan profesional. Jika anak menunjukkan perilaku picky eater yang sangat parah, mereka mungkin memerlukan bantuan ekstra untuk mengatasi pilihan makanan yang sangat terbatas. Ini menjadi masalah serius ketika anak mengalami kekurangan gizi atau makan sangat sedikit sehingga membatasi kehidupan mereka secara signifikan.

Kekhawatiran muncul jika selektivitas makan berlangsung selama berminggu-minggu, makanan tidak dimakan, atau anak sangat bergantung pada makanan yang sama terus-menerus. Terutama jika hal ini berdampak pada penambahan berat badan, baik terlalu sedikit maupun terlalu banyak, tergantung pada kualitas gizi makanan yang dikonsumsi. Tanda lain yang perlu diperhatikan adalah jika perilaku pilih-pilih makanan disertai dengan kecemasan, tantrum, atau gejala fisik seperti tersedak atau mual, yang mungkin terkait dengan masalah pemrosesan sensorik atau kecemasan yang mendasari.

Seorang profesional, seperti dokter anak atau ahli gizi, dapat mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Mereka juga dapat memberikan panduan tambahan yang spesifik dan menyingkirkan potensi masalah kesehatan mendasar yang mungkin berkontribusi pada perilaku pilih-pilih makanan. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika Anda merasa khawatir dengan pola makan si kecil.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Adinda Tri Wardhani

    Author

    Adinda Tri Wardhani
Read Entire Article
Parenting |